Artikel
PEMBUATAN ECO-ENZYM DARI SISA SAYUR DAN BUAH-BUAHAN DI DESA
Apa itu Eco-Enzim?
Eco-enzyme atau garbage enzyme adalah larutan kompleks hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran dengan gula merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan. Sebagai salah satu langkah dalam pelestarian lingkungan Desa Dausa membuat Eco-Enzyme ini demi mengurangi pengunaan bahan kimia dalam produk pembersih, pupuk tanaman, dan sebagai pengusir hama. Dengan kegiatan ini diharapkan nanti penggunakan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dapat berkurang secara signifikan.
Produk Eco-enzym biasa digunakan sebagai desinfektan yang mampu membunuh bakteri dan jamur sehingga dapat digunakan sebagai pestisida. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga karena produk Eco-enzym yang dihasilkan memiliki warna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Komposisi sampah yaitu 54% mengunakan sampah organik.
Mengapa perlu Eco-Enzim?
Pada dasarnya, 70% sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah organik. Sampah organik yang ada di TPA, menimbulkan bau yang tidak sedap bagi lingkungan sekitarnya, mengurangi tingkat daur ulang plastik, dan memberi resiko dari terjadinya ledakan TPA.
Pembusukan sampah organik, biasanya akan menghasilkan gas metana. Gas inilah yang bisa memicu terjadinya ledakan. Dengan membuat Eco-enzyme, berarti kita sudah berhasil mengolah sebagian besar dari sampah yang dimiliki sehingga mengurangi beban TPA.
Sebagai salah satu langkah dalam pelestarian lingkungan Desa Dausa membuat Eco-enzyme ini demi mengurangi pengunaan bahan kimia dalam produk pembersih, pupuk tanaman, dan sebagai pengusir hama. Dengan kegiatan ini diharapkan nanti penggunakan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dapat berkurang secara signifikan.
Bagaimanakan prosesnya?
Proses Eco-enzyme yaitu sampah organik yang diolah menjadi Eco-enzyme hanya sisa sayur atau buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme. Pada bulan ketiga, Eco-enzyme sudah bisa kita dipanen.
Bahan dan alat yang digunakan adalah:
Bahan :
- Sisa buah dan sayur yang tidak busuk
- Gula merah yang sudah dilelehkan
- Air bersih
Alat :
- Wadah plastik bermulut besar beserta tutupnya
- Pisau
Cara pembuatannya yaitu :
- Siapkan wadah plasitik bermulut besar
- Siapkan sisa buah dan sayur yang sudah dicuci bersih, kemudian dipotong kecil-kecil
- Siapkan bahan-bahan yaitu sisa buah dan sayur, gula merah, dan air sesuai takaran yaitu dengan perbandingan 3:1:10
- Lelehkan gula merah sesuai takaran
- Masukkan air sesuai takaran ke dalam wadah kemudian tuangkan gula merah sesuai takaran yang sudah dilelehkan, selanjutnya diaduk hingga merata
- Setelah rata sisa sayur dan buah yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam wadah, kemudian diaduk kembali
- Wadah ditutup rapat dan fermentasi dilakukan selama minimal 1 bulan.