Rabu,24 Maret 2021 bertempat di Kantor Perbekel Desa Dausa,Sekdes beserta Staf Kantor Desa melakukan Penanaman pohon Bunga Pucuk Bang,sesuai dengan INSTRUKSI BUPATI BANGLI NOMOR 180/1/2021 Tentang Penanaman Bunga Pucuk Bang (Hibiscus Rosa-Sinensis) Pada Seluruh Fasilitas Umum Di Kabupaten Bangli. Dimana Bunga Pucuk Bang(Hibiscus Rosa-Sinensis) ini telah di tetapkan sebagai Identitas/ Maskot Kota Bangli.
Warna nya yang sangat cerah alami,berani dan juga mempesona, Bunga ini sangat digemari oleh kebanyakan orang dengan perawatan yang sangat mudah. Sehingga tanaman ini sangat cocok ditanam sebagai tanaman peneduh sekaligus tanaman hias di berbagai sudut taman atau jalan.
Sempat menghilang pasca era Bupati Ida Bagus Gde Agung Ladip era 1990-an, Pucuk Bang kembali ditetapkan sebagai maskot Kabupaten Bangli.
Hal ini sudah dibahas dalam pertemuan Bupati Sang Nyoman Sedana Arta bersama Paruman Sulinggih Kabupaten Bangli, PHDI Bangli, Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Bangli, KMHDI, Peradah, Pengurus Paiketen Pinandita se-Bangli, panglingsir puri, dan kalangan tokoh adat, Kantor Bupati Bangli, Jumat (12/3).
Dalam rapat bersama para tokoh , Bupati Sedana Arta didampingi Sekda Kabupaten Bangli Ida Bagus Gede Giri Putra dan sejumlah Pimpinan OPD lingkup Pemkab Bangli. Kepala Dinas Informasi, Komunikasi, dan Persandian Bangli, I Wayan Dirgayusa, mengatakan berdasarkan pembahasan dalam rapat kemarin, diputuskan maskot Kabupaten Bangli adalah Pucuk Bang.
Pucuk Bang adalah bunga kembang sepatu warna merah. Pucuk Bang sudah sangat melekat dengan masyarakat Bangli. Bang berarti merah, dimbol Dewa Brahma yang artinya pencipta. Merah juga berarti semangat. Untuk itu, SN Sedana Arta selaku Bupati Bangli 2021-2026 ingin membangkitkan taksu Bangli dengan menjadikan Pucuk Bang sebagai maskot. "Bapak Bupati ingin kembali menciptakan dan membangkitkan semangat mewujudkan taksu Bangli di era baru dan Sad Kerthi Loka Bali di Bangli," jelas Dirgayusa seusai rapat di Kantor Bupati Bangli, Jumat kemarin.
Menurut Dirgayusa, Pucuk Bang sebelumnya sudah pernah ditetapkan menjadi maskot Kabupaten Bangli saat pemerintahan Bupati Ida Bangus Gede Agung Ladip (1990-1995, 1995-2000). "Pucuk Bang ini dulu dideklarasikan sebagai maskot Kabupaten Bangli saat perayaan HUT ke-771 Kota Bangli pada 10 Mei 1991 oleh Bupati saat itu (IBG Agung Ladip, yang notabene kakak kandung dari IBG Giri Putra, Red)," papar Dirgayusa.
mengenai penetapan maskot Bangli untuk tanaman yang masuk genus Syzygium ini. Sejarahnya sendiri sangat panjang, karena sejak tahun 1990 sudah digaungkan. Namun, di tahun 2021 ini kembali diangkat untuk disetujui di level pemerintahan yang lebih tinggi lagi. Dari sekian banyak fakta menarik yang ada, berikut ini ulasan singkatnya.
Jika kebanyakan tanaman dominan menggunakan salah satu cara regenerasi, yaitu vegetatif atau generatif. Maka tanaman cantik dengan pucuk-pucuk merona merah ini, mampu menggunakan keduanya. Sehingga, proses perbanyakan lebih cepat untuk keperluan ekonomi maupun kepentingan lainnya.
Cara perkembangan secara vegetatif banyak macam. Mulai dari stek batang, stek pucuk, sambung atau enten, okulasi dan cangkok. Untuk jenis tunas akan belum pernah dilaporkan, namun untuk proses ala tanaman berkambium, sudah dicoba dan berhasil. Jika tertarik untuk mengembangkan secara generatif, bisa menunggu hingga berbunga dan berbiji sebelum akhirnya disemaikan.
Layaknya kelompok Syzygium, bentuk morfologi bunga tanaman pucuk bang ini pun mirip jambu-jambu-an tersebut. Aromanya yang khas dan menarik perhatian, sangat sesuai untuk tata kota yang indah. Buahnya pun berukuran mungil, jadi aman jika rontok dan mengenai pengguna jalan jika digunakan untuk peneduh. Bentuknya bulat pipih berwarna merah, dengan cekungan di bagian tengah sangat estetik untuk jadi bahan fotografi.
Sudah bukan rahasia lagi jika tanaman dengan sistem perakaran kuat ini memiliki banyak manfaat. Misalnya saja, untuk mencegah erosi. Hal ini dikarenakan struktur akarnya yang kompleks dan kuat, mampu menahan tanah dari gerusan air. Belum lagi kemampuannya dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida, sangat bagus untuk peneduh jalan.
Kerennya lagi, di dalam tanaman merah cantik ini, terdapat kandungan minyak atsiri dan antioksidan. Jadi menyuling daun-daun kering dan perbungannya, akan menghasilkan aroma unik yang menenangkan. Sedangkan antioksidan sendiri mampu menangkal radikal bebas jika dikonsumsi menjadi seduhan air panas.
Tidak cukup itu saja, warna merah yang muncul di pucuknya. Menandakan bahwa tanaman pucuk bang ini memiliki warna alami yang cantik. Sehingga, bisa dimanfaatkan untuk pewarna alami. Apalagi mau bereksperimen seni shibori, tentu menarik jika menggunakan pewarna alami ini. Bahkan, warna yang dihasilkannya aman untuk pewarna makanan. Terbayangkan bagaimana serunya jika mengeksplorasi tanaman keren ini?
Khawatir mati dan sulit merawatnya? Jangan khawatir dengan tanaman pucuk merah ini. Karena jenis tanaman ini bisa mudah beradaptasi mulai darah dataran tinggi hingga pesisir laut. Perawatan pun tidaklah rumit. Cukup pangkas secara berkala agar pucuk-pucuk merahnya yang merona malu-malu tampak dominan. Penyiraman pun normal saja, karena tanaman ini mampu menyimpan air dengan baik di bagian akarnya.
Dalam beberapa laporan, tanaman ini bisa tumbuh hingga lima sampai enam meter jika ternutrisi dengan baik. Saat kemarau pun akan menggugurkan sedikit daun-daunnya dan kembali merona saat musim hujan datang dengan pucuk-pucuk menggemaskannya. Pemupukan tidak diperlukan jika kondisi nutrisi tanah masih baik. Namun jika di dalam pot, lakukan penggantian media minimal satu tahun sekali dan pemupukan empat bulan sekali demi menjaga kesehatannya.
Nggak heran juga kalau tanaman ini menjadi maskot. Karena di daerah Bangli, hampir setiap sudut ada tanaman pucuk merah yang berdiri dengan menawan. Di jalan-jalan, taman, halaman rumah bahkan pekarangan. Warna merahnya yang ranum dan memesona menjadikan Bupati Ida Bagus Gede Agung Ladip pada tahun 1990 sudah menggaungkannya hingga di tahun 2000an.
Puncaknya, pada Maret 2021 ini, pemerintah sudah menurunkan SK resmi terkait penggunaan tanaman pucuk merah ini untuk dipakai saat memasuki pura. Jadi simbol unik masyarakat Bangli yang sudah akrab dengan tanaman beraroma khas ini. Jadi, kalau berkunjung ke Pura Bangli, jangan lupa dengan tanaman merah merona ini ya. Sebab sudah diresmikan menjadi maskot.
Demikianlah ulasan mengenai pucuk bang yang kaya manfaat dan kini sudah ditetapkan menjadi maskot Bangli. Penampakannya yang cantik dan elegan, mudah perawatan, manfaatnya banyak dan luar biasa, tentu menjadi pertimbangan masyarakat Bangli untuk menjadikannya sebagai maskot. Belum lagi nilai-nilai filosofis yang dibawanya, tentu menambah kuat alasan untuk pengesahannya jadi maskot.